Seorang sahabatku yang pernah bersama melakar garis gerakan buat diri di medan terbuka masyarakat , Norhasanin Ahmad, kini dia merantau hingga ke New Zealand . Ketika menyelak catatan-catatannya dalam facebook, aku tertarik dengan sajak ringkasnya yang penuh makna. Kuperturunkan di sini agar menjadi renungan bersama:-
Ini Zaman Kita.
Termenung seketika di bibir jendela,
Tersentak jiwa di hidang berita,
Para pendukung maksiat bertukar pendita,
Para perompak menjadi mata-mata,
...
Lanun di laut, Perompak di darat,
Pencemar adab, Pelaku makar,
Teringat maut, Tersangkut nyawa,
Bertukar bicara, demi pilihanraya.
(Catatan aftershock Fri. 13th May 2011)
Rintihan...Kezaliman penguasa yang berleluasa di zaman ini, melahirkan sekian banyak para pemunajat. Jangan dikira bahawa Allah melupakan setiap kedurhakaan yang dilakukan. Sengaja Allah lanjutkan kezaliman itu untuk satu tempoh waktu agar bila datang pembalasan Allah, akan terbeliaklah mata mereka.
Firman Allah SWT:
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ
“ Dan janganlah sekali-kali kamu mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata akan terbelalak.”
(Surah Ibrahim: Ayat 42)
0 comments:
Post a Comment