Kami membincangkan hal ini dalam sesi Dauratul Quran minggu ini ketika membicarakan ayat Al-Quran yang berbunyi:
Jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (Tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.
(Surah Ali-Imran: Ayat 160)
Allah berfirman mengenai rahsia disebalik putaran roda kemenangan dan kekalahan ini dalam Al-Quran:
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.
Oleh itu, bagi yang sedang menekuni jalan perjuangan, bersyukurlah saat kemenangan dan bersabarlah saat kekalahan. Kemenangan dan kekalahan ketentuan Allah belaka dan bersyukur serta bersabar menghadapinya adalah sifat para perjuang yang berjuang untuk menolong agama Allah.
Mari kita renungkan sebuah anekdot tentang perbualan yang berlangsung antara Kaiser Rom dengan Abu Sufyan bin Harbin. Cerita ini diriwayatkan daripada Dihyah Al-Kalbi, utusan Rasulullah yang membawa surat baginda kepada sang Kaiser dan disebutkan dalam kitab Al-Bidayah Wan Nihayah:
"Dia seorang anak muda", jawab Abu Sufyan.
"Bagaimana kedudukannya dalam pandangan masyarakat kamu, dia mulia?".
"Tentang kedudukannya dan keturunannya, memang tiada siapa yang melebihi kedudukan dan keturunannya!" jawab Abu Sufyan jujur.
"Ini tentulah tanda-tandanya kenabian." Kaisar berbisik-bisik kepada orang-orang yang di sampingnya.
"Bagaimana bicaranya, adakah dia selalu berkata benar?"
"Benar", jawab Abu Sufyan. "Dia memang tidak pemah berkata dusta".
"Ini lagi satu tanda-tandanya kenabian!" Kaisar terus berbisik-bisik kepada orang-orang yang mengiringnya itu. "Baiklah", kata Kaisar lagi. "Orang yang rnengikutnya dari rakyatmu itu, adakah dia meninggalkan agamanya, lalu kembali semula kepadamu?"
"Tidak", jawab Abu Sufyan.
"Ini lagi satu tanda-tandanya kenabian!" kata Kaisar pula. "Adakah terjadi peperangan di antara kamu dengannya?"
"Ada!" jawab Abu Sufyan.
"Siapa yang selalu menang?"
"Kadang-kadang dia mengalahkan kita, dan kadang-kadang kita mengalahkannya", jelas Abu Sufyan.
"Ini lagi satu tanda-tanda kenabian!" kata Kaisar Romawi itu.